Syarat Laa Ilaaha Illallah (bagian 8), Mengingkari Thoghut

Syarat Laa Ilaaha Illallah (bagian 8), Mengingkari Thoghut.

Adapun Syarat kedelapan: mengingkari thaghut, yaitu sesembahan selain Allah dan beriman kepada Allah baik sebagai Rabb, Khaliq maupun sebagai sesembahan yang haq.

Allah Ta’ala berfirman:

قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang mengingkari thoghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 256)

عن طريق بن أشيم رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : (( من قال لا إله إلا الله و كفر بما يعبد من دون الله حرم ماله و دمه و حسابه على الله ))

Dari Thoriq Bin Asyyam -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah -Sholallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dan mengingkari sesembahan-sesembahan selain Allah maka haramlah darah dan hartanya (tidak boleh dibunuh dan diambil hartanya tanpa hak), dan hisabnya (diserahkan) kepada Allah.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Laa Ilaaha Illallaah mengumpulkan antara penafian dan penetapan. “Laa Ilaaha” لا إله : menafikan (meniadakan) semua sesembahan selain Allah; Illallah إلا الله  : menetapkan peribadahan hanya kepada Allah tidak ada sekutu bagi-Nya.

Kedelapan syarat ini terkumpul di dalam kedua bait berikut ini:

علم يقين وإخلاص وصدقك مع
محبة وانقياد والقبول لها

وزيد ثامنها الكفران منك بما
سوى الإله من الأشياء قد أُلِها

Ilmu, keyakinan, keikhlasan dan kejujuran beserta kecintaan, ketundukan dan penerimaan terhadapnyadan ditambah yang kedelapan pengingkaranmu dari perkara-perkara yang disembah selain Allah.

Tentang pembahasan syarat laa ilaaha Illallah ini merujuklah ke kitab Ma’arijul Qobul dengan syarah Sullamul Wushul ila ‘ilmil ushul fit Tauhid yang dikarang oleh Syeikh Hafidz bin Ahmad Hakami (2/418-424) dan Ad-Durusul Muhimmah li’ammatyil Ummah yang dikarang oleh Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz -rahimahullah- pada pelajaran yang kedua.

Adapun pembahasan syarat-syarat ini telah disampaikan pada pembahasan Makna Laa Ilaaha Illallah, yaitu dari Al-Qoulul Mufid, Penjelasan Tentang Tauhid, karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al- Wushoby.

 

 

Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 7) kecintaan (al-Muhabbah), المحبة

Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 7) kecintaan (al-Muhabbah), المحبة

Syarat yang ketujuh adalah mencintai kalimat yang agung dan penuh barakah ini, mencintai konsekuensinya, dan mencintai para pengucapnya yang beramal dengannya yang menetapi syarat syaratnya, serta membenci perkara-perkara yang berlawanan dengannya.

Allah Ta’ala berfirman;

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta pada Allah.” (QS Al-Baqarah : 165)

Allah Ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗٓ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. . .” (QS al-Maidah: 54)

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata: Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

ثلاث من كن فيه وجد بهن حلاوة الإيمان

أن يكون الله و رسوله أحب إليه مما سواهما

و أن يحب المرء لا يحبه إلا لله

و أن يكره أن يعود في الكفر بعد إذ أنقذه الله منه كما يكره أن يقذف في النار

            “Tiga perkara yang barang siapa ketiga perkara tersebut ada pada dirinya, maka dia akan merasakan manisnya iman, yaitu (1)Allah dan rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya,(2) dia mencintai seseorang tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan (3)ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke neraka." (HR al-Bukhori dan Muslim)

Penganut Laa Ilaaha Illallah mereka mencintai Allah dengn kecintaan yang murni. Sedangkan penganut kesyirikan mereka mencintai Allah dan juga mencintai selainNya, hal ini menafikan laa ilaaha illallah.

 

Syarat Laa Ilaaha Illallah (Bagian 6) Al-Ikhlash, الإخلاص

 Syarat Laa Ilaaha Illallah (Bagian 6) Al-Ikhlash, الإخلاص

Adapun syarat yang keenam adalah al-Ikhlas, keikhlasan yang menafikan (meniadakan) kesyirikan, kemunafikan, riya’ dan sum’ah.

Ikhlas yaitu memurnikan amalan dengan niat yang baik dan bersih dari kotoran syirik.

Allah Ta’ala berfirman:

فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗ

“Maka beribadahlah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya,

 (QS. az-Zumar: 2)

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ

“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar mereka beribadah hanya kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya . . ."(QS.  al-Bayyinah: 5)

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : (( أسعد الناس بشفاعتي يوم القيامة من قال لا إله إلا الله خالصا من قلبه ))

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata: Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda; “Orang yang paling Bahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah ikhlas/tulus dari hatinya.” (HR al-Bukhori)

Dari Utsman bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata; Rasulullah -sholallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله

“Sesungguhnya Allah mengharamkan (kekekalan) di dalam neraka bagi orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dalam keadaan menharapkan wajah Allah (ikhlas karena Allah).” HR al-Bukhoridan Muslim.

 

 

 

 

 

Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 5) Ash-Shidqu ( الصدق )

 Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 5) Ash-Shidqu ( الصدق )

Adapun syarat Laa Ilaaha Illallah yang kelima adalah ash-Shidqu, kejujuran yang menafikan (meniadakan) kedustaan.

Hendaknya seseorang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah seraya membenarkan dalam hatinya. Jika dia mengucapkan dengan lisannya tanpa ada pembenaran dalam hatinya maka dia adalah seorang munafik lagi pendusta.

Allah Ta’ala berfirman:

الۤمّۤ ۗ

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

“Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS al-Ankabut: 1-3)

Allah Ta’ala berfirman :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَۘ

يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ

“Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, disebabkan kedustaan yang mereka lakukan.” (Qs. Al-Baqarah : 8-10)

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ((ما من عبد يشهد أن لا إله إلا الله و أن محمدا رسول الله صدقا من قلبه إلا حرمه الله على النار))

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata: Rasulullah -Shollallahu alaihi wa sallam- bersabda: “Tidaklah seseorang yang bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bahwasannya Muhammad adalah Rasulullah secara jujur dari hatinya kecuali Allah akan mengharamkan (dia kekal di dalam) neraka. (HR al-Bukhori dan ini lafal beliau, dan Muslim)

 

 

Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 4), Al-Inqiyad (الانقياد)

 Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 4), Al-Inqiyad (الانقياد)

Adapun syarat yang keempat adalah : Al-Inqiyad, tunduk dan patuh terhadap konsekuensi kalimat Laa Ilaaha Illallah, yang menafikan (meniadakan) sikap meninggalkan konsekuensinya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يُّسْلِمْ وَجْهَهٗٓ اِلَى اللّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰىۗ

“Dan barangsiapa berserah diri (tunduk) kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan (muwahhid, orang yang bertauhid), maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh (Laa Ilaaha Illallaah), . . . (QS Luqman: 22)

Makna “berserah diri” ( يُّسْلِمْ وَجْهَهٗٓ ) adalah “tunduk.”

Makna “sedang dia orang yang berbuat kebaikan,” ( وَهُوَ مُحْسِنٌ ) yaitu seorang muwahhid (orang yang mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya).

Makna “buhul tali yang kokoh” ( الْعُرْوَةِ الْوُثْقٰىۗ ) adalah “Laa Ilaaha Illallaah

Allah Ta’ala berfirman:

وَاَنِيْبُوْٓا اِلٰى رَبِّكُمْ وَاَسْلِمُوْا لَهٗ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ - ٥٤

“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Zumar 39 : 54)

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما مرفوعا : (( لا يؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعا لما جئت به))

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash secara marfu’: “Tidaklah beriman seorang diantara kamu hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang kubawa(ajaranku).”

Imam An-Nawawi berkata dalam Al-Arba’in hadits ke 41: “Hadits hasan shahih, telah kami riwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih.” Hadits ini disahihkan oleh Syeikh Al-Hafidz Hakami dalam kitabnya Ma’arijul Qobul (2/422). Ibnu Katsir pun telah berhujjah denganya dalam tafsir ayat:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ - ٣٦

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 36)

 

 

 

Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 3) Al-Qobul

 Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 3) Al-Qobul

Syarat yang ketika adalah al-Qobul, menerima konsekuensi kalimat ini baik degan hati maupun lisan, yang menafikan penolakan.

Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَ ۙ

وَيَقُوْلُوْنَ اَىِٕنَّا لَتَارِكُوْٓا اٰلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُوْنٍ ۗ

“Sungguh dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS. Ash-Shofat : 35-36)

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : (( . . . . فذلك مثل من فقه في دين الله و نفعه بما بعثني الله به من الهدى و العلم فعلم و علم و مثل من لم يرفع بذلك رأسا و لم يقبل هدى الله الذي أرسلت به)).

Dari Abu Musa al-Asy’ari dia berkata: Rasulullah -Sholallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “. . . maka itu adalah permisalan orang yang memahami agama Allah; dia mengambil manfaat dan memberi manfaat (kepada orang lain) dengan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku, maka dia telah mengilmui dan mengajarkan ilmu tersebut. (Beda permisalannya) dengan orang yang tidak peduli terhadap semua itu dan tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus.” (HR al-Bukhori : 79 dan Muslim : 2282)

 

Syarat Laa Ilaaha Illallah (bagian 2) Al-Yaqin

 Syarat Laa Ilaaha Illallah (bagian 2) Al-Yaqin

Al Yaqin al munafii lisy syak. اليقين المنافي للشك و الريب

Seorang yang mengucapkan kalimat ini (Laa ilaaha illallah) harus yakin dengan apa yang ditunjukkan kalimat ini, dengan keyakinan yang mantap. Hal ini karena, tidak akan memberikan manfaat bagi orang yang mengucapkannya kecuali memiliki ilmu yakin, bukan ilmu perkiraan. Maka bagaimana kalau keimanan itu dimasuki keraguan?.

Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ - ١٥

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al-Hujurat: 15)

Disyaratkan dalam benarnya keimanan mereka terhadap Allah dan Rasul-nya berupa ketiadaan keragu-raguan pada diri mereka. Adapun orang yang ragu-ragu, ia termasuk (kelompok) orang-orang munafik -kita berlindung kepada Allah dari yang demikian-, Allah Ta’ala berfirman tentang mereka:

اِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوْبُهُمْ فَهُمْ فِيْ رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُوْنَ - ٤٥

“Sesungguhnya yang meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguan.” (QS. At-Taubah : 45)

 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : فمن لقيت من وراء هذا  الحائط يشهد أن لا إله إلا الله مستقينا بها قلبه فبشره بالجنة

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- dia berkata: Rasulullah -sholallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Barang siapa yang engkau temui di belakang kebun ini, dia bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dalam keadaan hatinya yakin, berilah dia kabar gembira dengan(dimasukkannya ke dalam) surga.” (HR Muslim no.31)

Disyaratkan dalam masuk surgannya orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah, hatinyta harus yakin, tidak ragu-ragu tentangnya. Jika syarat telah hilang (keyakinan pengucap dengan kalimat tersebut tidak ada) maka hilang pulalah apa yang akan ia dapatkan dengan syarat tersebut (yaitu masuk surga).

 

 

 

Syarat Laa Ilaaha illallaah (bagian 1, al-'Ilmu)

 Syarat Laa Ilaaha illallah (لا إله إلا الله)

 

Al-Ilmu, al-Yakin, al-Qabul, al-Inqiyad, Ash-Shidq, al-Ikhlas, al-Muhabbah dan mengingkari thoghut.

Syarat yang pertama:

Al-ilmu, mengetahui makna laa ilaaha illallaah baik dalam penafiyan (meniadakan sesembahan selain Allah) maupun dalam itsbat (menetapkan satu-satunya sesembahan adalah Allah), ilmu ini meniadakan kebodohan.

Allah Ta’ala berfirman:

فَا اعلَمْ  أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله

“Ketahuilah bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah …” (QS Muhammad: 19)

Utsman bin ‘Affan radliyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah sholallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ وَ هُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّة

“Barangsiapa mati dalam keadaan dia mengetahui bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, maka dia masuk surga.” (HR Muslim no.26)

 

Privacy Policy

Privacy Policy for Istimroor

At Istimroor, accessible from http://istimroor-belajar.blogspot.com/?m=0, one of our main priorities is the privacy of our visitors. This Privacy Policy document contains types of information that is collected and recorded by Istimroor and how we use it.

If you have additional questions or require more information about our Privacy Policy, do not hesitate to contact us.

Log Files

Istimroor follows a standard procedure of using log files. These files log visitors when they visit websites. All hosting companies do this and a part of hosting services' analytics. The information collected by log files include internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date and time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. These are not linked to any information that is personally identifiable. The purpose of the information is for analyzing trends, administering the site, tracking users' movement on the website, and gathering demographic information. Our Privacy Policy was created with the help of the Privacy Policy Generator and the Privacy Policy Generator.

Cookies and Web Beacons

Like any other website, Istimroor uses 'cookies'. These cookies are used to store information including visitors' preferences, and the pages on the website that the visitor accessed or visited. The information is used to optimize the users' experience by customizing our web page content based on visitors' browser type and/or other information.

For more general information on cookies, please read the "What Are Cookies" article on Cookie Consent website.

Google DoubleClick DART Cookie

Google is one of a third-party vendor on our site. It also uses cookies, known as DART cookies, to serve ads to our site visitors based upon their visit to www.website.com and other sites on the internet. However, visitors may choose to decline the use of DART cookies by visiting the Google ad and content network Privacy Policy at the following URL – https://policies.google.com/technologies/ads

Our Advertising Partners

Some of advertisers on our site may use cookies and web beacons. Our advertising partners are listed below. Each of our advertising partners has their own Privacy Policy for their policies on user data. For easier access, we hyperlinked to their Privacy Policies below.

Privacy Policies

You may consult this list to find the Privacy Policy for each of the advertising partners of Istimroor.

Third-party ad servers or ad networks uses technologies like cookies, JavaScript, or Web Beacons that are used in their respective advertisements and links that appear on Istimroor, which are sent directly to users' browser. They automatically receive your IP address when this occurs. These technologies are used to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on websites that you visit.

Note that Istimroor has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies

Istimroor's Privacy Policy does not apply to other advertisers or websites. Thus, we are advising you to consult the respective Privacy Policies of these third-party ad servers for more detailed information. It may include their practices and instructions about how to opt-out of certain options.

You can choose to disable cookies through your individual browser options. To know more detailed information about cookie management with specific web browsers, it can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?

Children's Information

Another part of our priority is adding protection for children while using the internet. We encourage parents and guardians to observe, participate in, and/or monitor and guide their online activity.

Istimroor does not knowingly collect any Personal Identifiable Information from children under the age of 13. If you think that your child provided this kind of information on our website, we strongly encourage you to contact us immediately and we will do our best efforts to promptly remove such information from our records.

Online Privacy Policy Only

This Privacy Policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website with regards to the information that they shared and/or collect in Istimroor. This policy is not applicable to any information collected offline or via channels other than this website.

Consent

By using our website, you hereby consent to our Privacy Policy and agree to its Terms and Conditions.

 

Disclaimer

Disclaimer for Istimroor

If you require any more information or have any questions about our site's disclaimer, please feel free to contact us by email at istimroor@gmail.com

Disclaimers for Istimroor

All the information on this website - http://istimroor-belajar.blogspot.com/ - is published in good faith and for general information purpose only. Istimroor does not make any warranties about the completeness, reliability and accuracy of this information. Any action you take upon the information you find on this website (Istimroor), is strictly at your own risk. Istimroor will not be liable for any losses and/or damages in connection with the use of our website. Our Disclaimer was generated with the help of the Disclaimer Generator and the Privacy Policy Generator.

From our website, you can visit other websites by following hyperlinks to such external sites. While we strive to provide only quality links to useful and ethical websites, we have no control over the content and nature of these sites. These links to other websites do not imply a recommendation for all the content found on these sites. Site owners and content may change without notice and may occur before we have the opportunity to remove a link which may have gone 'bad'.

Please be also aware that when you leave our website, other sites may have different privacy policies and terms which are beyond our control. Please be sure to check the Privacy Policies of these sites as well as their "Terms of Service" before engaging in any business or uploading any information.

Consent

By using our website, you hereby consent to our disclaimer and agree to its terms.

Update

Should we update, amend or make any changes to this document, those changes will be prominently posted here.

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Istimroor - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger