Sebab-sebab turunya ayat QS. Al-Anbiya


Pada kesempatan ini penulis hanya ingin membawakan sebab-sebab turunnya ayat dalam surah yang ke-21 dalam al-Qur’an, yaitu surah al-Anbiya, yang berada pada juz yang ke-17. Kalau pembaca memakai mushaf Utsmani yang standar maka akan bisa dijumpai pada halaman yang ke 322.
Sebab-sebab turunya ayatSurah ini memiliki 112 ayat, yang mana pada pembahasan asbabun nuzul ini hanya akan diungkapkan beberapa ayat saja yang terdapat asbabun nuzul di dalamnya. Adapun urgensi, fungsi dan hal-hal yang terkai dengan asbabun nuzul silakan lihat kembali tulisan penulis pada artikel sebelumnya (klik di sini).
Selanjutnya berikut ini ayat-ayat yang mengandung asbabun nuzul dalam surah al-Anbiya. Sebelumnya perlu penulis jelaskan sistematika penulisan artikel ini, pertama, penulis menuliskan nama surah dan no ayatnya, kemudian tarjamah ayat, baru riwayat yang menyatakan sebab turunya ayat beserta sumber periwayatan di akhir pembahaszn tiap ayat. Penulis tidak menambah penjelasan apapun terkait ayat tersebut selain penyebutan asbabun nuzul saja.
Sebab turunya ayat-ayat dalam surah al-Anbiya

QS. Al-Anbiya (21) : 6
Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun beriman yang Kami telah membiaakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman?

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa penduduk Mekah berkata kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Sekiranya apa yag engkau katakana itu benar dan engkau menghendaki agar kami beriman kapadamu, coba jadikan Gunung Shafa ini emas”. Datanglah Jibril berkata : “Sekiranya engkau mau pastilah apa yang dikehendaki kaummu itu akan terwujud. Namun sekiranya mereka tidak beriman setelah mereka dikabulkan permintaannya, mereka dengan serta merta akan disiksa tanpa diberi tempo lagi. Atau engkau sendiri menangguhkan dalam mengabulkan permintaan mereka dengan harapan agar mereka beriman”. Ayat ini (QS. Al-Anbiya (21) : 6) turun sebagai peringatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa kaum-kaum sebelumnya juga pernah meminta mukjizat, akan tetapi setelah dikabulkan, mereka tetap kufur.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah)

QS. Al-Anbiya (21) : 34
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal.”

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi tahu hari wafatnya, beliau bersabda: “ Ya Rabbi! Siapa yang akan membela umatku ini?” Turunlah ayat ini, yang menegaskan bahwa setiap makhluk tidak ada yang dapat hidup kekal di dunia.
(Diriwayatkan oleh Ibnu al-Mundzir yang bersumbeer dari Ibnu Juraij).

QS. Al-Anbiya (21) : 36
“Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan) : “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?”, padahal mereka adalah orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah.”

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di depan Abu Jahl dan Abu Sufyan yang sedang bercakap-cakap. Ketika Abu Jahl melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia tertawa dan berkata kepada Abu Sufyan : “Inilah Nabi Bani Abdi al-Manaf.” Marahlah Abu Sufyan dan berkata : “Apakah kamu akan memungkiri jika dari Bani Abdi al-Manaf ada seorang Nabi?” Percakapan ini terdengar oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berbalik kepada Abu Jahl dengan pandangan yang tajam sambil memberikan peringatan: “Aku tidak melihat engkau berhenti mengganggu, sehingga engkau mendapat siksaan sebelum waktu yang seharusnya.” Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi)

QS. Al-Anbiya (21) : 98, 101
“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.”(98)
“Bahwasannya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka.”(101)

Dalam suatu riwaya dikemukakan, ketika turun ayat 98 dari surah al-Anbiya, bertanyalah Ibnu Zuba’ Radliyallahu ‘anhu : “Apakah penyembah matahari, bulan, malaikat, dan penyembah ‘Uzair seluruhnya di dalam neraka beserta tuhan-tuhan kami?” maka turunlah ayat ke 101, sebagai penegasan bahwa orang-orang yang menepati ketetapan-ketetapan Allah akan dijauhkan dari api neraka. Dan turun pula ayat ke 57-58 surah al-Zukhruf.
(Diriyatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas).

Sekian yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu Ta’ala a’lam.

Diambil dari, K.H.Q. Shaleh,dkk. Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis Turunya Ayat-Ayat al-Qur’an.Edisi 2. Cet ke-10. 2009. Bandung : CV Penerbit Diponegoro
 

Asbabun Nuzul QS. Ibrahim (14)


Bismillah, wa al-Hamdu Lillah
asbabun nuzul QS. IbrahimSaudara semua yang semoga dirahmati Allah. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan asbabun nuzul surah pada juz ke-13 surah yang ke-14, dalam al-Qur’an, QS. Ibrahim, yang memiliki jumlah ayat 52.
Dari ke 52 dua ayat ini ada 2 ayat yang didapati asbabun nuzulnya. Kedua ayat tersebut adalah sebagai berikut :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الّذِيْنَ بَدَّلُوْا نِعْمَةَ الله كُفْرًا وَ أَحَلُّوْا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ(28)
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (Ibrahim(14) : 28)
جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَ بِئْسَ الْقَرَارُ(29)
Yaitu neraka jahannam, mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (Ibrahim(14):29)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (QS. Ibrahim(14):28-29) turun berkenaan dengan tokoh-tokoh Quraish yang terbunuh dalam peperangan Badr. Ayat ini menegaskan bahwa pengorbanan mereka demi kekufuran, telah membinasakan dirinya, kaumnya dan negaranya sendiri. Sementara itu, tempat mereka di akhirat adalah neraka jahannam.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Atha bin Yasar

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Istimroor - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger