Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 3) Al-Qobul

 Syarat Laa Ilaaha Illallaah (bagian 3) Al-Qobul

Syarat yang ketika adalah al-Qobul, menerima konsekuensi kalimat ini baik degan hati maupun lisan, yang menafikan penolakan.

Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّهُمْ كَانُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ يَسْتَكْبِرُوْنَ ۙ

وَيَقُوْلُوْنَ اَىِٕنَّا لَتَارِكُوْٓا اٰلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُوْنٍ ۗ

“Sungguh dahulu apabila dikatakan kepada mereka, “La ilaha illallah” (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS. Ash-Shofat : 35-36)

عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : (( . . . . فذلك مثل من فقه في دين الله و نفعه بما بعثني الله به من الهدى و العلم فعلم و علم و مثل من لم يرفع بذلك رأسا و لم يقبل هدى الله الذي أرسلت به)).

Dari Abu Musa al-Asy’ari dia berkata: Rasulullah -Sholallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “. . . maka itu adalah permisalan orang yang memahami agama Allah; dia mengambil manfaat dan memberi manfaat (kepada orang lain) dengan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku, maka dia telah mengilmui dan mengajarkan ilmu tersebut. (Beda permisalannya) dengan orang yang tidak peduli terhadap semua itu dan tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus.” (HR al-Bukhori : 79 dan Muslim : 2282)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Istimroor - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger