SYIRIK


 SYIRIK

A. PENDAHULUAN

            Aqidah adalah dasar utama dibangunya umat ini, maka baik buruknya suatu umat tergantung keselamatan aqidah dan fikrahnya. Dari sini lah risalah para nabi dimulai, yaitu untuk memperbaiki aqidah umat, sehingga kita dapati dakwah pertama yang diserukan setiap rasul pada umatnya adalah :

....اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ.....
berlindung dari syirik
"…Sembahlah Allah, sekali – kali tidak ada sesembahan yang haq (yang berhaq diibadahi) bagimu selain-Nya…" (al A'raf 7 :59)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ [النحل : 36]

"dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap – tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut itu…." (an Nahl 16 : 36)

yang demikian karena Allah menciptakan semua makhluk agar menyembahnya semata, dzat yang tidak ada sekutu bagin-Nya. Sebagaimana Allah berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [الذاريات : 56]

"Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku." (adz-Dzariyat 51 : 56)[1]

Dalam al-Qur'an al-Karim dengan sebagian besar ayat – ayatnya menegaskan perintah untuk bertauhiddan melarang kebalikannya (yaitu syirik).
Di samping itu, setiap orang yang melakukan shalat, baik fardlu maupun sunnah, berulang kali dia telah berjanji kepada Alllah untuk menegakkan tauhid ini dalam ucapannya,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ [الفاتحة : 5]
" hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami mohon pertolongan".(al – Fatihah:5)[2]

Dalam perjalanannya aqidah tidak selalu mendapatkan tempat yang baik di dalam hati manusia. Adkalanya aqidah seseorang mengalami peningkatan, hal itu karena seseorang selalu memperbaharui tingkat keyakinannya kepada Allah dengan selalu melaksanakan ibadah kepadanya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan – larangan-Nya. Namun adakalanya aqidah seseorang mengalami penurunan bahkan aqidahnya rusak. Hal itu terjadi karena hal- hal yang dapat membatalkan aqidah.
Di dalam kitab al Qaul al Mufid fii Adillah at Tauhid karya as Syeikh Muhammad bin Abdu al Wahhab setidaknya ada sepuluh hal yang dapat membatalkan aqidah ( nawaqidl al aqidah ) yaitu syirik kepada Allah, murtad dari keislaman, orang yang tidak mau mengkafirkan orang kafir, meyakini petunjuk selain nabi Saw lebih sempurna daripada petunjuk beliau, membenci ajaran nabi Saw., mengolok – olok Allah, rasul, al Qur'an,agama, malaikat, ulama, dan syiar Islam, mempraktekan sihir, membantu orang – orang kafir dalam memerangi kaum muslimin, meyakini bahwa sebagian manusia boleh keluar dari syari'at Muhammad Saw., berpaling dari agama Allah, tidak mempelajari dan mengamalkannya[3]. Namun dalam pembahasan ini kami hanya akan menjelaskan tentang syirik dan murtad dari agama Allah.

B. PEMBAHASAN
1. Syirik
a. pengertian syirik
Syirik secara bahasa berasal dari kata syarika yasyraku syarkan yang berarti menjadi sekutunya.[4]
Sedangkan dalam arti istilah syirik adalah menyerupakan makhluk dengan al khaliq ( Allah ) Swt. dalam hal – hal yang merupakan sifat khusus Ilahi, yang berupa kemahakuasaan menghilangkan bahaya dan mengkaruniakan manfaat, memberi dan menahan penberian, yang mengharuskan ketergantungan berdo'a, rasa takut , berharap, tawakkal dan macam – macam ibadah lainnya kepada Allah saja.[5]

b. macam – macam syirik
Syirik dibagi menjadi dua macam, yaitu syirik besar dan kecil.
1). Syirk akbar adlah syirk yang tidak akan diberi ampunan Allah dan orang yang melakukannya tidak akan diterima amalannya. Allah Swt berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا  [النساء : 116]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.
 ....لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ [الزمر : 65]
Sungguh, jika engkau mempersekutukan Allah niscaya akan hapuslah amal – amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang merugi.[6]
Syirik akbar terbagi menjadi empat macam :
a). Syirk ad dakwah
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ [العنكبوت : 65]
Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo'a kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian ( ikhlas ) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat malah mereka kembali mempersekutukan Allah.
Syirk dakwah adalah syirik dalam berdo'a.  hal itu karena do'a adalah termasuk dari dalam – ibadah yang agung. Bahkan do'a adalah inti sari ibadah sebagaimana sabda Nabi Saw
« الدعاء هو العبادة » ، رواه أحمد والترمذي وقال حديث حسن صحيح
Do.a adalah Ibadah. HR Ahmad
dan konsekuensi doa sebagai ibadah, maka barang siapa yang berdo'a kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik. Oleh karena itu, orang yang berdoa kepada Nabi, Malaikat, wali Allah, kubur, batu, atau selain dari hal – hal tersebut selain Allah maka dia telah berbuat kesyirikan
{ وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ } (المؤمنون : 117) .
Dan barang siapa menyembah yang lain selin Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sungguh orang – orang kafir itu tidak akan beruntung.[7]

b) Syirk an Niyah al iradah dan al qasd
Yaitu melakukan perbuatan dengan niat hanya untuk memperoleh dunia, berbuat riya, sum'ah semata. Dan tidak mengharapkan wajah Allah dan akhirat sedikitpun.

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [هود : 15 ، 16]
Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang – orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia – sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia  ) dan terhapuslah apa yang mereka kerjakan.[8]

c). Syirk at Tha'ah
Yaitu mentaati makhluk dalam menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah ataupun sebaliknya dan dia meyakini hal itu dengan hatinya yaitu memperbolehkan untuk menghalalkan yang diharamkan atau mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah atau memperbolehkan manusia mentaati hal itu padahal ia mengetahui bahwa hal itu bertentangan dengan agama Islam. Allah Swt berfirman :
{ اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ } (التوبة : 31) .
Mereka menjadikan orang – orang alim (Yahudi) dan rahib – rahibnya (nashrani) sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga)al masih putra maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan.[9]
d). Syirk al Muhabbah
Yang dimaksud adalah kecintaan yang bersifat ubudiyah yang memberi konsekwensi pemuliaan, pengagungan, penghinaan diri dan ketundukan yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah semata. Allah Swt berfirman :

:{ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ } (البقرة : 165)
dan diantara manusia ada orang yang menyembah uhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah.[10]

2). Syirk al Ashghar ( kecil )
Syirik kecil dibagi dua :
a) Syirik Dzahir
syirk kecil yang tampak ada dua bentuk yaitu perbuatan dan perkataan. Syirik dzahir perkataan seperti bersumpah kepada selain Allah Swt. Nabi Saw bersabda : barang siapa bersumpah kepada selain Allah maka ia benar – benar berbuat kekufuran dan kesyirikan. HR at Tirmidzi, dia menghasankan dan dishahihkan oleh al Hakim.
Sedangkan syirik dzahir perbuatan adalah memakai cincin, fgelang dan benag untuk menolak bala seperti kalung " suwuk" yang dipakaikan pada anak kecil untuk menangkal penyakit ain, apabila ia berkeyakinan barang tersebut sebagai sebab terangkatnya bala, maka ini adalah syirik kecil, namun bila berkeyakinan bahwa barang tersebutlah yang menghilangkan bala maka ini adalah syirik besar.
b) Syirik yang tersembunyi ( khafi )
Syirik yang berkaitan dengan niat dan kehendak, contoh riya ( pamer ) dan sum'ah (pamer sesuatu yang diperdengarkan). Perbuatan riya seperti beribadah untuk mencari pujian orang lain sedangkan sum'ah seperti melafalzkan dzikir dan memeprbagus bcaan al Qur'an supaya orang lain mendengar kemudiam memberikan pujian. Riya dan su,'ah membatalkan pahala amal kebaikan yang disertai dengan keduanya
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا [الكهف : 110]
…barang siapa mengharap perjumpaan dengan tuhanyya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam peribadatan dengan tuhannya.termasuk pula dalam kategori ini adalah beribadah untuk tujuan dunia, seperti berhaji, adzan, menjadi imam atau mengajari ilmu syar'I dengan tujuan uang.[11]





[1] Shalih bin Fauzan al Fauzan, bayanu haqiaqti at Tauhid allati jaat bihi ar rusul wa dahdlu asy syubuhat allaty utsirat haulahu (tarjamah oleh Agus Suaidi binHusnun Nuri as Sidawi), (Yogyakarta : Pustaka al Haura' 1424H )hlm.17-18

[2] Ibid, hlm.19-20
[3] Syeikh Muhammad bin Abdu al Wahhab, Al Qaul al Mufid fii adillati at Tauhid ( tarjamah oleh Ummu Luqman Salma bintu Ngadino as-Salafyah),(Sleman : Daru al 'Ilmi, 2006)hlm.76-99
[4]  A.W. Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab Indonesia ( Surabaya : Pustaka Progressif, 1997 )hlm.715
[5] Syeikh Abdu ar Rahman bin Hasan alu Syeikh, Fathul Majid Syarh ( Terjamah oleh Ibtida'in Hamzah, ,Abu Azyka, abu AlHarits )( Jakarta : Pustaka Azzam, 2002) hlm.128
[6] Abdullah bin Ibrahim al Qar'awi, al Waajibat ( tp,ttt,tth)hlm.22
[7] Pilihan permasalahan aqidah dari para ulama, kitaabi ushuli al Iman fi dlaui al Kitab wa as sunnah, ( Arab Saudi : Wizarah asy syuuni al islamiyah wa al auqaf wa ad da'wah wa al Irsyad, 1428H)hlm.78
[8] Ibid, hlm.79
[9] Ibid, hlm.80
[10] Ibid,hlm.81
[11] Muhammad Syaifuddin, Risalah Ta'lim jilid 1 ( Kulon Progo : Pustaka al Mannar, 2010)hlm.79-80
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Istimroor - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger