KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA


Allah telah menciptakan manusia sebagai khalifah-Nya di dunia[1]. Menetapkan agama Islam sebagai jalan mendapatkan keselamatan dan jalan untuk mendapatkan keridaan-Nya[2]. Sebagai ujian siapakah yang paling baik amalnya[3] yang akan menetapkan tempatnya di akhirat, di surga atupun neraka. Oleh karena itu, manusia diciptakan dengan sempurna memiliki segala perangkat kehidupan yang dibutuhkan untuk mengelola dunia. Bahkan manusia lebih baik dari pada makhluk – makhluk lainnya[4]. Manusia diberikan akal agar dapat mengelola segala sesuatu yang ada di dunia, mengembangkan semua hal yang telah ada menjadi suatu teknologi yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Diberikan panca indera untuk dapat merasakan semua keindahan kehidupan dunia. Diberikan hati untuk dapat memilah – milah mana yang benar dan mana yang salah. Selain hal tersebut manusia diberikan syahwat sebagai rahmat bagi manusia di dunia. Akan tetapi syahwat tersebut dapat menjadikan manusia menyimpang dari jalan kebenaran karena menjadikannya sebagai tujuan utama kehidupan[5], di samping hal tersebut manusia dapat mendapatkan pahala dengan mengarahkannya ke jalan yang benar. Islam pun telah memberikan batasan – batasan yang diperbolehkan dalam mengarahkan syahwat yang dimilikinya.
 Dalam menjalankan kehidupan di dunia, Allah telah mengutus utusan-utusan-Nya untuk menunjukkan jalan yang harus ditempuh oleh manusia. Manusia tidak dibiarkan hidup dalam kebingungan dalam menghadapi kehidupan dunia. Utusan tersebut menyampaikan hal – hal yang wajib diketahui oleh manusia. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang mengikuti jalan yang telah ditunjukkannya dan memberikan peringatan kepada siapa saja yang mengingkari risalahnya dan berpaling dari jalannya bahkan durhaka dan menetangnya. Kemudian manusia mengenal utusan Allah itu sebagai nabi ataupun rasul.
Nabi ataupun rasul diutus oleh Allah dari jenis manusia,[6] berbicara dengan bahasa manusia dan berbuat sesuai dengan perbuatan manusia pada umumnya. Keistimewaan yang diberikan adalah mukjizat yang diberikan kepadanya sebagai bukti kenabian ataupun kerasulannya dan juga wahyu sebagai petunjuk bagi manusia mengenai aturan – aturan kehidupan yang harus dilalui. Oleh karena itu nabi ataupun rasul itu manjadi panutan bagi manusia bukan sebagai seorang yang disembah akan tetapi seorang yang diikuti untuk mendapatkan keridaan dari Allah Ta’ala.
Ada banyak sekali Nabi dan Rasul yang telah di utus Allah Ta’ala. Diantara dari mereka telah Allah ceritakan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, sehingga dikenallah dua puluh lima nama nabi dan rasul. Oleh karena itu pula dikenallah Nabi Adam sebagai nabi pertama dan Nabi Nuh sebagai Rasul pertama. Kemudian nabi dan rasul berganti – gantian diutus ke dunia untuk memperbaiki kondisi umat manusia yang mulai menyimpang dari jalan yang seharusnya.
Pada akhirnya diutuslah Nabi Muhammad Saw. yang diutus oleh Allah Ta’ala, sebagi penutup para nabi dan rasul. Tidak ada nabi dan rasul lain setelahnya, dan semua manusia wajib mengikutinya. Semua yang mengaku nabi ataupun rasul setelahnya pasti adalah pendusta.
Beliau diutus kepada seluruh umat manusia. Menyebarkan rahmat bagi umat manusia. Menjadi sauri tauladan yang wajib diikuti dan diteladani dalam menjalankan kehidupan di dunia. Menyepurnakan Islam yang menjadi panutan sampai datangnya akhir zaman.
Oleh karena hal – hal di atas, pengenalan terhadap Rasulullah Saw. sangat penting adanya. Bahkan salah satu pertanyaan yang akan diajukan bagi seorang hamba di alam kuburnya mengenai siapakah rasulnya. Jawaban – jawaban dari pertanyaan inilah yang akan menentukan nasib baginya di alam kubur dan akhiratnya, apakah manusia akan bahagia ataupun sengsara.
Pengenalan terhadap Rasulnya bukan sekedar pengenalan yang ala kadarnya, hanya mengenal nasab ataupun ibu dan ayahnya saja. Akan tetapi pengenalan yang mendalam, yang dapat menjadikan orang yang mengenalnya dapat mengikuti beliau dengan lapang dada. Pengenalan yang dapat mengantarkan pemiliknya dapat merealisasikan konsekuensi dari syahadat rasulnya.
Termasuk dari pengenalan seorang hamba kepada Nabi Muhammad Saw. Adalah pengenalan terhadap adab – adab seorang hamba kepada beliau. Sehingga seorang hamba mengetahui siapakah beliau dan bagaimanakah harus bersikap kepada Rasulullah Saw., apakah yang harus dilakukan dan laksanakan terhadap beliau. Itu semua perlulah kiranya diketahui oleh seorang hamba yang mengaku umatnya. Kemudian, untuk mengetahui bagaiman adab – adab terhadap beliau, tentunya harus diambil dari sumber ajaran Islam. Sumber tersebut adalah al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dalam al-Qur’an salah satu surah yang membahas secara lengkap mengenai berbagai adab–adab Islami adalah surah al-Hujurȃt. Surah ini membahas adab–adab kepada Allah, Rasul-Nya dan juga adab terhadap sesama manusia. Semua terangkum dalam surah tersebut. Sedangkan yang khusus membahas mengenai adab terhadap Rasulullah Saw. Adalah ayat pertama sampai kelima dari surah al-Hujurȃt. Untuk itu marilah kita mempelajari surah tersebut untuk dapat mengetahui, memahami  dan mengamalkanapa yang ada di dalamnya.


[1] Al-Baqarah (2) : 30
[2] Âli-Imrȃn (3) : 85
[3] Al-Mulk (67) :1
[4] Al-Tīn (95) :4
[5] Al-Jȃtsiyah (45) :23
[6] At-Taubah (9) : 128
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Istimroor - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger