Bismillah al Rahman al Rahiim
Resensi Singkat
Judul
Buku : Pemikiran al Ghazali tentang
Pendidikan
Pengarang : Drs.Abidin Ibnu Rusn
Penerbit :Pustaka Pelajar
Tahun
terbit :2009
Garis
besar isi buku :
Secara garis besar buku ini terdiri dari 5 bab yang membahas
tentang pendidikan yang disarikan dari karangan - karangan Imam al Ghazali.
Buku ini mengupas tuntas pemikiran – pemikiran tersebut.
Sebelum buku ini memaparkan tentang pendidikan terlebih dahulu
memaparkan tentang Kedudukan dan peran Imam al Ghazali dalam dunia Islam.
Disertakan pula perjalanan hidup Imam al Ghazali, kiprah dan karya – karya
beliau.
Setelah
mengenal Imam al Ghazali lalu penulis mengambil pemikiran Imam al Ghazali
mengenai manusia sebagai pelaku dan obyek dari suatu pendidikan tersebut. Buku
ini mengupas tentang siapakah manusia? Dengan memaparkan dengan runtut mengenai
kejadian manusi, tujuan hidup manusia dan sikap yang diambil manusia di dunia
ini. Dari hal ini pembaca akan lebih memahami tentang hakikat dirinya sehingga
dapat bertindak dan berbuat sesuai tujuan hidup yang hakiki begitu pula dalam
pendidikan.
Setelah pembahasan tersebut maka pembahasan berlanjut menuju ke
pengertian ilmu menurut Imam al Ghazali dengan tiga pengertiannya. Baik secara
epistemologis, ontologis dan aksiologis beserta pembagian – pembagiannya.
Dengan ini pembaca dapat mengetahui hal apakah yang harus dipelajari.
Setelah pembahasan tersebut mulailah buku ini membahas mengenai
pendidikan menurut perspektif Imam al Ghazali dengan lengkap baik pengertian,
tujuan, subyek , kurikulum bahkan evaluasi dari proses pendidikan yang telah
dilakukan. Semua terkupas di sini.
Setelah pemaparan di atas kemudian buku ini menjelaskan aktualitas
pemikiran imam al Ghazali tentang pendidikan dalam dunia pendidikan yang
terjadi sekarang. Hal ini digambarkan dengan pemaparan mengenai permasalahan –
permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan dewasa ini, penyebab – penyebabnya
dimana hal itu sebenarnya telah terjawab oleh Imam al Ghazali yang terabadikan
dalam karya – karya beliau.
Setelah hal – hal tersebut maka buku ini ditutup dengan kesimpulan
penulis mengenai Imam al Ghazali sesungguhnya dibalik pendapat – pendapat yang
tidak baik mengenai beliau dan juga penawaran agar system pendidikan sekarang ini
perlu merujuk juga kepada pemikiran beliau mengenai pendidikan sehingga masalah
– masalah dewasa ini dapat terselesaikan.
Begitulah sinopsisi singkat mengenai
buku ini. Buku ini sangat cocok bagi setiap orang yang memiliki perhatian
terhadap pendidikan. Untuk lebih lengkap mengenai buku ini silakan membaca
langsung buku tersebut.
·
Pandangan kritis mengenai satu pembahasan dalam buku Pemikiran al
Ghazali tentang Pendidikan.
Dalam hal ini penulis mengambil masalah tentang tujuan pendidikan
yang disampaikan pengarang buku tersebut menurut perspektif Imam al Ghazali.
Tujuan pendidikan tersebut terbagi menjadi dua :
1.
Tujuan jangka panjang
Tujuan pendidikan jangka panjang
adalah untuk mendapatkan kedekatan diri kepada Allah. Oleh karena itu
pendidikan dan prosesnya harus menjadikan seseorang mengenal dan mendekatkan
diri pada Allah. Dalam hal ini peserta didik harus mempelajari ilmu yang wajib
atau fardlu 'ain untuk diketahui.
2.
Tujuan jangka pendek
Pendidikan di sini dimaksudkan agar
peserta didik dapat memiliki profesi sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Hal
ini dilakukan supaya peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk mengelola
dunia yang telah dianugrahkan pecipta. Memperoleh penghidupan yang layak,
kedudukan, harta dan sisi keduniaan lainnya.
Selain
itu dirumuskan dari uraian tujuan pendidikan jangka panjang dan pendek di atas,
tujuan pendidikan menurut Imam al Ghazali adalah sebagai berikut :
1.
Mendekatkan diri kepada Allah, yang wujudnya adalah kemampuan dan
dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunnah.
2.
Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.
3.
Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk menjalankan tugas
keduniaan sebaik – baiknya.
4.
Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dari
kerendahan budi dan sifat – sifat tercela.
5.
Mengembangkan sifat – sifat manusia yang utama sehingga menjadi
manusia yang manusiawi.
Dengan tujuan di atas pendidikan dimaksudkan untuk menjadikan seorang
insan yang shalih, manusia yang sempurna. Dengan demikian pendidikan akan
mengarahkan peserta didik mendapatkan pendidikan baik secara intelektual dan
juga agama. Peserta didik akan memperoleh kecerdasan intelektual dan juga alat
pengontrol kegunaan kejerdasan itu, sehingga tidak menggunakannya hanya untuk
mendapatkan keuntungan – keuntungan pribadi saja. Hal inilah yang mungkin
kurang diperhatikan pendidikan dewasa ini, dimana peserta didik hanya
dicerdaskan secara intelektual saja dan mengesampingkan masalah pendidikan
agama. Dalam sekolah dasar, SMP maupun SMA, dapat kita lihat porsi dari
pendidikan agama yang sangat minim dan terbatas, di mana dari satu pekan,
pelajaran pendidikan agama hanya diberikan 2 jam pelajaran saja.
Hal ini yang mengakibatkan produk dari pendidikan kurang sempurna,
ketidak adanya keseimbangan antara intelektual dan pengontrolnya yang
diperlukan sehingga seseorang memanfaatkan kemampuannya hanya untuk memenuhi
nafsu yang telah diikutkan kepada manusi sehingga terjadi banyak problem yang
berkembang dewasa ini. Seperti korupsi misalnya, permasalahan yang tak kunjung
ada habisnya. Selain itu masalah – masalah lainnya yang banyak berkembang di
Indonesia, pencarian jabatan dengan segala cara, pemanfaatan jabatan untuk
kepentingan pribadi saja dan masih banyak lainnya.
Sebenarnya semua itu dapat
diatasi dengan pendidikan agama, bahan pendidikan yang harus dimiliki manusia, dan
Islam telah menkonsepkannya. Islam dengan segala syari'atnya telah mengatur
kehidupan di dunia. Di mana pendidikan ditujukan dalam empat aspek yang harus
diketahui manusia, berupa aqidah, akhlak, Ibadah, dan juga muamalah.
Aqidah berisi hal – hal yang menjadi pondasi keyakinan pada
manusia. Dengan azidah yang lurus manusia akan berjalan lurus dan tidak mudah
goyah atas apa yang terjadi ataupun apa yang dialami.
Akhlak sebagai bentuk perilaku manusia. Dengan pendidikan akhlak
yang baik maka akan terbentuk manusia yang berakhlak mulia dan terhindar dari
perbuatan tercela.
Ibadah sebagai alat untuk mengingat dan berhadapan dengan pencipta.
Dengah ibadah yang benar dan baik maka manusia tidak kan mengalami kekeringan
ruhani yang dapat menyebabkan stress, depresi dan keburukan – keburukan
lainnya.
Muamalah yang mengatur hubungan kehidupan antarpersonal, dengan
pengajaran muamalah yang baik maka akan tercipta hubungan yang harmonis antar
manusia dengan tanpa adanya pemanfaatan sesuatu untuk kepentingan pribadi saja.
Setelah uraian – uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan harus memperhatikan aspek intelektual dan juga sepiritual, sehingga
akan terbentuk manusia yang sempurna, dapat mengelola dunia ini dengan segala
kemampuan intelektualnya dan memiliki pengontrol agar tidak menggunakannya
untuk kepentingan pribadi saja. Wallahu Ta'ala a'lam.
Post a Comment